MADINAH – Jamaah haji Indonesia mulai resah dengan maraknya aksi penipuan yang menimpa mereka. Abdul Khodim bin Abdul Rohman di antaranya baru saja menjadi korban penipuan oknum yang mengaku-ngaku sebagai petugas.
Jamaah asal Pasuruan itu ditemui di pos seksi khusus (seksus) di gate 21 Masjid Nabawi yang merupakan pos penjagaan petugas Indonesia. Dia tertunduk lesu, tidak banyak berkata-kata ketika petugas menanyakan kronologi kejadiannya.

Setelah tenang, terbata-bata dia bercerita baru saja kehilangan uang Rp7 juta dan 1.850 riyal di dalam tas kecilnya raib atau sekira Rp13 juta.
"Tadi saya baru selesai Salat Jumat di Masjid Nabawi. Tiba-tiba ada orang menyapa dan menawarkan mengantar saya ke hotel," cerita Khodim saat mengadu ke pos seksi khusus (seksus) di gate 21 Masjid Nabawi.
Khodim tak curiga sama sekali sedikit pun. Dia menganggap semua orang di Tanah Suci adalah orang baik. Apalagi yang menyapanya adalah orang Indonesia.
Akibat begitu percaya, Khodim manut saja ketika diajak masuk ke mobil. Dia juga hanya diam saat tas saku birunya diambil oleh orang yang belum sempat mengenalkan namanya itu. "Katanya mau meriksa dokumen saya, biar bisa mengantar ke hotel," tuturnya.
Khodim tidak menyangka jika orang tersebut menguras semua uang di dalam tasnya. Dia juga tidak curiga saat orang itu tiba-tiba memintanya turun dari mobil, lalu meninggalkannya begitu saja.
Khodim baru sadar setelah membuka isi tasnya sudah kosong. "Semua uang saya diambil. Sekarang saya tidak punya uang sepeser pun," ucapnya lirih.
Panitia Penyelenggara Haji (PPIH) Arab Saudi Bidang Perlindungan Jamaah (Linjam) sering menerima pengaduan serupa dan kasus yang dialami Khodim bukan kali pertama.
Kepala Seksi Linjam Daker Madinah PPIH Arab Saudi Maskat Ali Jasmun menjelaskan, modus penipuan yang sering terjadi adalah berpura-pura membantu jamaah yang tersasar. "Mereka biasanya menggunakan bahasa yang sama dengan calon korbannya," terangnya.
Maskat menuturkan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan jamah untuk mengecilkan risiko tertipu di Tanah Suci. "Jangan langsung percaya dengan orang-orang yang menawarkan bantuan kembali ke hotel atau ke tempat-tempat belanja murah," kata Maskat.
Dia menjelaskan, para penipu itu punya banyak cara untuk mengelabuhi jamaah. Mereka biasanya mengamati ciri-ciri rombongan berdasarkan daerah asal.
"Mereka menyasar yang setipe bahasanya. Misalnya cari yang berbahasa Lombok, Makassar, atau Aceh, dan lainnya. Terkadang orang kalau didekati secara sopan dengan bahasa daerahnya mudah percaya," kata petugas Linjam.
Sementara Kepala Daerah Kerja Madinah Muhammad Khanif mengimbau jamaah tidak membawa uang tunai dalam jumlah besar. "Bawa secukupnya saja, misalnya 50 riyal," katanya.
Jika mengalami kesulitan, imbau Khanif, jamaah bisa datang ke posko-posko petugas yang tersebar di gate 21, 15, 6, dan 37 di Masjid Nabawi. Petugas haji Indonesia selalu mengenakan seragam resmi selama bertugas. "Petugas haji juga dibekali kartu identitas resmi," terangnya.
Khanif menjelaskan, PPIH Arab Saudi telah berkoordinasi dengan para petugas haji yang bertugas di kloter. Petugas kloter, kata Khanif, harus berada di pos-pos khusus selama jamaah haji beribadah di Masjid Nabawi.
Tujuannya agar jamaah yang kesulitan bisa mudah menghubungi petugas. "Petugas kloter ada lima orang di tiap kloter. Jika semua turun ke Masjid Nabawi, pasti jamaah akan merasa lebih tenang melihat banyak petugas haji," terangnya.