Kisah Inspiratif Tentang Mencintai Keluarga Nabi dan Kedermawanan
Pembaca Inspirasi Islam yang baik hatinya, dahulu pada kisaran tahun 118 H di daerah Marwa (Asia Tengah) hiduplah seorang ulama besar yang terkenal dengan keberanian dan ke-zuhudan nya (hati-hati) terhadap dunia. Beliau bernama ‘Abdullah Bin Mubaarok.
Pada suatu hari mendekati musim Haji, beliau berniat untuk melakukan ibadah haji, mengunjungi Makkah dan Madinah. Segala persiapa dan perbekalan pun beliau siapkan. Setelah sekian lama menabung maka terkumpullah sekitar 500 Dinar sebagai bekal perjalanan.
Beliau memulai perjalanan nya menuju Kufah untuk membeli Onta di sana sebagai kendaraan menuju tanah suci, dan di tengah perjalanan Beliau dikejutkan oleh seorang perempuan Alawiyah (Keturunan RASULULLAH) yang tengah mengambil bangkai Itik di tempat sampah. Karena penasaran Beliau pun bertanya kepada perempuan itu seraya bertanya, “Apa yang hendak Anda lakukan dengan bangkai ini?”. Wahai Abdullah janganlah engkau bertanya kepadaku tentang hal yang tidak ada manfaatnya untuk mu!”, Jawab Perempuan Alawiyah itu.
Mendengar jawaban itu Syekh Abdullah semakin penasaran dan terus bertanya hingga akhirnya perempuan nan mulia itu menjawab, “Wahai Syekh Abdullah, Aku memiliki empat anak perempuan yang baru saja ditinggal mati oleh ayah mereka. Hari ini adalah hari ke-empat dimana kami tidak bisa makan karena Kami tidak memiliki makanan sedikitpun. Maka akan kubersihkan bangkai ini dan kiranya halal lah bangkai ini untuk sekedar mengganjal rasa lapar kami dan menyelamatkan kami dari kematian”.
Mendengar jawaban ini Syekh Abdullah begitu terkejut seraya bergumam dalam hatinya “Bagaimana mungkin aku menghadap Rasulullah dan aku biarkan cucu beliau kelaparan?”. Maka tanpa berfikir panjang beliau mengatakan kepada Sang cucu Nabi itu, “Wahai Tuan putri, buanglah bangkai tersebut dan terimalah uang ini untuk mencukupi kebutuhan Anda dan putri-putri anda!”. Beliau memberikan seluruh uang yang selama ini kumpulkan dan mengurungkan niatnya berhaji.
Beberapa bulan berlalu, orang-orang telah selesai melakukan ibadah haji. Beliau pun mengunjungi satu per satu saudara dan sahabat yang baru saja pulang melakukan ibadah haji untuk meminta sekaligus mendoakan agar haji mereka menjadi haji mabrur.
Anehnya semua orang Ia kunjungi pasti mendoakan, “Wahai Syekh Abdullah semoga ALLAH juga menerima haji dan semua ibadah Anda”. Hal itu rupanya begitu mengganjal di hatinya hingga terus beliau renungkan sampai malam hari tiba. Kemudian di dalam tidurnya, beliau bermimpi bertemu dengan RASULULLAH seraya bersabda, “Wahai Abdullah janganlah Engkau heran dengan apa engkau saksikan hari ini, karena engkau telah menolong keturunan ku yang kesusahan maka Aku berdoa agar ALLAH menciptakan malaikat yang menyerupai wajahmu untuk berhaji setiap tahun-nya dan seluruh pahala haji itu dipersembahkan untuk mu” (disarikan dari Kitab Al-Fawaid Al-Muhktaroh hal.526).
Pembaca Inspirasi Islam, perhatikanlah begitu besar fadhilah orang yang dermawan hingga belum berhaji pun telah mendapatkan doa yang sedemikian dahsyat. Ini sesuai dengan hadits Nabi:
السَّØ®ِÙŠُّ Ù‚َرِيبٌ Ù…ِÙ†َ اللهِ Ù‚َرِيبٌ Ù…ِÙ†َ الجَÙ†َّØ©ِ Ù‚َرِيبٌ Ù…ِÙ†َ النَّاسِ بَعِيدٌ Ù…ِÙ†َ النَّارِ ، ÙˆَالبَØ®ِيلُ بَعِيدٌ Ù…ِÙ†َ اللهِ بَعِيدٌ Ù…ِÙ†َ الجَÙ†َّØ©ِ بَعِيدٌ Ù…ِÙ†َ النَّاسِ Ù‚َرِيبٌ Ù…ِÙ†َ النَّارِ ، ÙˆَالْجَاهِÙ„ُ السَّØ®ِÙŠُّ Ø£َØ­َبُّ Ø¥ِÙ„َÙ‰ اللهِ عَزَّ ÙˆَجَÙ„َّ Ù…ِÙ†ْ عَابِدٍ بَØ®ِيلٍ. سنن الترمذي -طبعة بشار -ومعها حواشي (3/ 407(
“Orang dermawan itu dekat dengan ALLAH, dekat dengan manusia, dekat dengan Syurga, dan jauh dari neraka. Sedangkan orang pelit itu jauh dari ALLAH, jauh dari Manusia, jauh dari syurga dan dekat dengan neraka. Bahkan orang dermawan yang ilmu (dan ibadahnya) nya pas-pasan itu lebih dicintai ALLAH daripada orang yang rajin ibadah tapi Pelit” (HR. At-Tirmidzi dan Al-Baihaqi).
Pembaca Inspirasi Islam, adalah sebuah fakta yang menggembirakan bahwa saat ini semangat umat Islam (khusunya di Indonesia) untuk melakukan ibadah haji dan umroh sangatlah luar biasa. Hal ini bisa kita lihat dari lamanya daftar tunggu serta begitu banyaknya travel atau biro penyedia layanan haji dan umroh.
Namun ada sisi lain yang mungkin perlu kita koreksi dan renungkan bersama. Karena ternyata ketimpangan sosial antara si kaya dan si miskin pun semakin nampak di negeri ini.
Semoga kesemangatan berhaji dan berumroh ini akan disusul pula dengan keseriusan dalam mengeluarkan zakat, sedekah dan semangat kepeduliaan menolong sesama sehingga terciptalah kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia wabil khusus muslimin dan muslimatnya.. Amiin Ya Robbal Alamin.

Oleh Ustadz Ajir Ubaidillah